Senin, 15 Oktober 2012
EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
Proses Pengambilan Keputusan pada Konsumen
Konsep Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
• Produk yang murah – Produk yang lebih mahal
• Pembelian yang sering – Pembelian yang jarang
• Keterlibatan rendah – Keterlibatan tinggi
• Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
• Pembelian dengan pertimbangan dan – Pembelian dengan pertimbangan
• pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif
Analisis Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahuisemua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic-man.
2.Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Model Sederhana Untuk Menggambarkan Pengambilan Keputusan Konsumen.
Pengaruh Eksternal
Usaha-usaha pemasaran pemasaran Lingkungan social budaya, seperti :
• keluarga
• sumber informal
• sumber non komersial
• kelas social
• budaya dan sub budaya
Pengambilan Keputusan Pada Konsumen
a. Sadar akan kebutuhan
b. Mencari sebelum membeli
c. Mengevaluasi alternatif
Area psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap
Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian ulang
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
Aspek-Aspek Pemilihan Keputusan
Sabtu, 06 Oktober 2012
Kepribadian
Pengertian Kepribadian
Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh
dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang
menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori,
penelitian dan pengukurannya.
MAY mengartikan keperibadian sebagai “Personalitiy is a social stimus
value”. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi
bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, itulah kepribadian kita. Jadi, Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.[1] Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam
kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin
terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik.
Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan kecenderungan yang
bipolar:
1. Masa bayi (infancy)
Ditandai adanya kecenderungan Trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh
dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia
sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak
akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku
oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada
orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara
asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi
tersebut seringkali bayi menangis.
2. Masa kanak-kanak awal
(early childhood)
Ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai
batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk,
berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang
tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan
dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari
orang tuanya.
3. Masa pra sekolah
(Preschool Age)
Ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah
memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong
melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih
terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut
menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak
mau berinisatif atau berbuat.
4. Masa Sekolah (School
Age)
Ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari
perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa
saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap
lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena
keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia
menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini
dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
5. Masa Remaja
(adolescence)
Ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai
persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan
kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan
membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali
sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan
identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan
dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya
mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap
peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
6. Masa Dewasa Awal (Young
adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa
sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun
pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif,
dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham.
Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan
orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
7. Masa Dewasa (Adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan
namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari
perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup
banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan
kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala
macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas.
Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
8. Masa hari tua
(Senescence)
Ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini
individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah
dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan
di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih
memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena
faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam
situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih
ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan
tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
Dari difinisi tersebut ada beberapa unsur yang perlu dijelaskan, yaitu
sebagai berikut:
Organisasi dinamis, maksudnya adalah bahwa kepribadian itu selalu
berkembang dan berubah walaupun ada organisasi sistem yang mengikat dan
menghubungkan sebagai komponen kepribadian.
Psikofisis, ini menunjukan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata material
fisik), tetapi merupakan perpaduan kerja antara Aspek psikis dan fisik dalam
kesatuan kepribadian.
Istilah menetukan, berarti bahwa kepribadian mengandung
kecenderungan-kecenderungan menentukan (determinasi) yang memainkan peran aktif
dalam tingkah laku individu. Kepribadian adalah sesuatu dalam melakukan
sesuatu. Kepribadian terletak dibelakang perbuatan-perbuatan khusus dan di
dalam individu. Dalam arti kepribadian itu bukan hanya ada selama ada orang
lain bereaksi terhadapnya, tetapi lebih jauh dari itu mempunyai eksetensi real
(keadan nayata), yang termasuk di dalamnya segi-segi neural dan fisiologis.
Unique (khas), ini menunjukan bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai
kepribadian yang sama.
Menyesuaikan diri terhadap lingkungan, ini menunjukkan bahwa kepribadian
mengantari individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan psikologisnya,
kadang-ladang menguasainya. Jadi kepribadian adalah suatu yang mempunyai fingsi
atau arti Adaptasi dan menentukan.
Berdasarkan penjelasan Allport tersebut kita dapat melihat bahwa
kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik)
merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan
sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian
secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Dari beberpa difinisi yang telah dibuat oleh mereka, maka dapat disimpulkan
bahwa:
Kepribadian itu merupakan suatu kebulatan, dan kebulatan itu bersifat
kompleks, sedang kekomplekskannya itu disebabkan oleh karena banyaknya
faktor-faktor dalam dan faktor-faktor lauar yang ikut menentukan kepribadian
itu. Paduan antara faktor-faktor dalam dan faktor-faktor luar itu menimbulkan
gambaran yang unik. Artinya tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang
benar-benar sama persis.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan
merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk
, 2000). Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan
adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat,
tindakan yang membedakannya dengan orang lain..Kepribadian bisa dijelaskan
dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi,
ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Dalam
kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif yang selalu memberikan energi
positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah adalah seseorang yang
selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri seseorang tersebut mengalir
energi-energi negatif yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan
cobaan kehidupan.
Secara praktis konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai seperangkat
pola perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon
konsumen untuk berbagai situasi.
Pola ini memiliki beberapa ciri khas yaitu :
-Mencerminkan perbedaan individu
kepribadian merupakan kombinasi pemikiran, perasaan dan perilaku,
maka kepribadian seseorang tidak akan pernah sama dengan yang lain sekalipun
anak kembar. Sehingga setiap konsumen tidak akam memberikan respon yang sama
untuk setiap stimuli pemasaran yang di sediakan konsumen. Bagi manajer
pemasaran, kepribadian dapat digunakan sebagai acuan untuk membagi pasar dalam
beberapa kelompok.
-Konsisten
kepribadian memiliki keteraturan dan keseragaman perilaku. Intinya
seseorang bertindak dengan cara yang sama untuk berbagai situasi yang berbeda.
Meskipun kepribadian bersifat jangka panjang, namun perilaku yang Nampak dapat
bervariasi karena adanya pengaruh lingkungan, social budaya, psokologis dan
situasional. Hal ini wajar karena kepribadian hanyalah satu dari sekian banyak
factor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
-Psikologis dan Fisiologis
Kepribadian adalah konsep psikologis, namun para peneliti berpendapat bahwa
kepribadian juga dipengaruhi oleh proses biologis dan kebutuhan manusia.
-Akibat dari perilaku
Kepribadian tidak saja mempengaruhi bagaimana cara konsumen bertindak dan
merespon lingkungan tetapi juga cara mana yang digunakan.
-Kepribadian dapat berubah
Dalam beberapa situasi yang signifikan kepribadian dapat berubah. Seorang
perempuan yang baru melahirkan anaknya akan mengalami perubahan kepribadian
dari seorang gadis menjadi seorang ibu. Namun demikian perubahan kepribadian
ini akan berjalan bertahap.
-Kepribadian berinteraksi dengan situasi
Misalnya dalam situasi pembelian (pemenuhan kebutuhan), orang yang dogmatic
tidak akan seberani orang yang inovatif dalam membeli produk baru. Sampai
sekarang masih ada juga orang yang fanatic pada produk dari Negara tertentu
yang dipandang sebagai Negara berteknologi tinggi dan memproduksi produk-produk
yang berkualitas.
Personality seseorang, ditentukan oleh tiga hal yang saling mendukung satu
sama lain, dan merupakan satu kesatuan,yakni,
· Genetik.Keturunan
· Lingkungan, mulai dari
budaya, lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan.
· Situasi, kepribadian
seseorang bisa berubah pada situasi-situasi tertentu.
Idealnya seseorang akan memiliki kepribadian yang tidak jauh beda dengan
leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan atau situasi
tertentu, bukan tidak mungkin kepribadiannya berbeda dengan ciri keperibadian
keluarganya.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi
dalam 9 tipe yaitu
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan
benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari
marah.
2. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai,
mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan
membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang
produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
4. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri
sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra
5. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu
dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta
menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
6. Pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan,
merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7. Petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan
hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita
dan
8. Pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri
sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
9. Pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu
dengan orang lain dan menghindari konflik.Kepribadian adalah organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya
terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan
menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan,
kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi Dalam batasan
kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
1. dinamis, berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini digerakkan
oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang ebrsangkutan, akan tetapi
perubahan tersebut tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu
merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3. psikofisis, ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya
bersifat psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain
tidak ada yang sama.
Kepribadian memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri
pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri actual individu tersebut
(bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya
(bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana
dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan
banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati,
kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab,
dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang,
bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh
(negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara
artistic peka dan intelektual.
Sumber: google
Selasa, 02 Oktober 2012
Peranan Bahasa Indonesia Masa Kini
Kedudukan bahasa indonesia saat ini semakin terkikis. Mengapa, sebab dapat kita lihat bagaimana penggunaan bahasa oleh para remaja saat ini. Sering kita dengar orang berkata bahwa berbahasa itu yang terpenting adalah lawan berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam kamus besar bahasa Indonesia. Banyak orang tidak terlalu memperhatikan bahasa, karena bahasa itu sendiri memang telah melekat pada diri kita sejak kita lahir, sama halnya ketika kita tidak memperhatikan saat kita bernafas.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara kita, karena peranan dari bahasa indonesia itu sendiri bersumber dari ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang berbunyi “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan,bahasa Indonesia.” Dan pada undang-undang dasar 1945 tercantum pasal yang menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa indonesia”. Bahasa memang difungsikan sebagai pemersatu untuk berbagai suku di Indonesia. Sampai saat ini bahasa nasional Indonesia memang hanya ada satu, tetapi bahasa di Indonesia banyak sekali hingga ratusan jumlahnya karena setiap suku dari Sabang sampai Merauke memiliki bahasa yang berbeda. Bahkan setiap bahasa memiliki tingkatan lagi seperti halus, sedang, dan kasar ( bahasa Jawa dan Sunda contohnya). Tetapi sayangnya bahasa Indonesia sekarang mulai menyimpang dari tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena telah terkontaminasi oleh bahasa asing, sehingga Rasa kebanggaan orang indonesia saat ini untuk berbahasa Indonesia semakin lama juga akan semakin memudar. Karena orang-orang semakin melupakan bahasa Indonesia sendiri dan sekarang semakin banyak orang-orang yang belajar bahasa asing. Sebaliknya orang-orang asing semakin banyak yang ingin mempelajari bahasa Indonesia.
Tetapi kita sebagai Bangsa Indonesia yang besar dan memiliki bahasa sendiri harus bangga terhadap Bahasa Indonesia, karena Bahasa Indonesia adalah bahasa milik Indonesia sendiri, bukan milik negara lain. Jadi kita harus tetap bangga dan tetap menjaga bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Nama: Riana Ismiani
NPM: 15210875
Kelas: 3 EA19
Tugas Bahasa Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)