1. Definisi Etika
Etika dalam bahasa Yunani kuno disebut dengan ethikos
memiliki arti 'timbul dari kebiasaan' yang merupakan ilmu filsafat yang
mempelajari penilaian moral seseorang. Hal-hal yang terkait dengan etika antara
lain adalah baik dan buruk, benar-salah, dan tanggung jawab yang ditunjukkan
oleh seseorang.
2. Definisi Moral
Moral adalah penilaian oleh manusia kepada manusia
lainnya yang merujuk pada hal-hal positif. Misalnya seseorang dikatakan
memiliki moral yang baik karena melakukan hal-hal terpuji. Apabila manusia
tersebut tidak mempunyai sikap baik maka biasa disebut dengan amoral.
3. Definisi Moralitas
Menurut W. Poespoprodjo, moralitas adalah kualitas
dalam perbuatan manusia yang dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar
atau salah, baik atau buruk atau dengan kata lain moralitas mencakup pengertian
tentang baik buruknya perbuatan manusia.
Immanuel Kant, mengatakan bahwa moralitas itu
menyangkut hal baik dan buruk, yang dalam bahasa Kant, apa yang baik pada diri
sendiri, yang baik pada tiap pembatasan sama sekali. Kebaikan moral adalah yang
baik dari segala segi, tanpa pembatasan, jadi yang baik bukan hanya dari
beberapa segi, melainkan baik begitu saja atau baik secara mutlak.
4. Peran dan manfaat etika
Peran dan manfaat etika (Ketut Rinjin, 2004 melalui
Sjafri Mangkuprawira, 2006) yaitu :
a. Manusia hidup dalam
jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat istiadat dan permainan.
Oleh karena itu, manusia harus siap mengorbankan sedikit kebebasannya.
b. Norma moral
memberikan kebebasan bagi manusia untuk bertindak sesuai dengan kesadaran akan
tanggung jawabnya = human act, dan bukan an act of man. Menaati norma moral
berarti menaati diri sendiri, sehingga manusia menjadi otonom dan bukan
heteronom.
c. Sekalipun sudah ada
norma hukum, etika tetap diperlukan karena norma hukum tidak menjangkau wilayah
abu-abu, norma hukum cepat ketuinggalan zaman, sehingga sering terdapat
celah-celah hukum, norma hukum sering tidak mampu mendeteksi dampak secara etis
dikemudian hari, etika mempersyaratkan pemahaman dan kepedulian tentang
kejujuran, keadilan dan prosedur yang wajar terhadap manusia, dan masyarakat,
asas legalitas harus tunduk pada asas moralitas.
d. Manfaat etika
adalah mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan
secara otonom, mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib,
teratur, damai dan sejahtera.
5. Kesadaran Moral
Kesadaran moral adalah suatu kesadaran dalam hati
yang mengharuskan seseorang untuk mengerjakan atau meninggalkan suatu
perbuatan. Mengharuskan suatu perbuatan apabila perbuatan tersebut dinilai
sesuai dengan norma akhlak yang barlaku dan di terima dalam hatinya. Melarang
suatu perbuatan, apabila perbuatan tersebut di anggap bertentangan dengan norma
akhlak yang di terima hatinya dan berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian
kesadaran moral adalah kesadaran seorang untuk melakukan suatu perbuatan yang
di nilai baik dan meninggalkan suatu perbuatan yang di nilai buruk.
Contoh :
Ada orang diancam hukuman mati kecuali ia bersedia
memberi kesaksian palsu mengenai orang lain yang tidak bersalah. Apakah mungkin
orang itu mengatasi cinta pada hidup dan tetap menolak memberi kesaksian palsu?
Mungkin saja. Itulah inti kesadaran moral. Kita tahu dan sadar bahwa perbuatan
itu salah tapi kadang kita melakukannya. Atau sering kita tidak melakukan hal
itu karena kita tahu itu salah. Apapun yang kita pilih untuk perbuat adalah
kita juga yang bertanggung jawab.
6. Teori Etika Normatif
a. Teori Deontologi
”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam
Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan
pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi
pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan
karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan
tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu
juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar
sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu
tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
b. Teori Teleologi
Etika teleologi yaitu etika yang mengukur
baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan
tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang
dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang
baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri
sebagai etika teleology tidak dinilai baik atau buruk. berdasarkan tindakan itu
sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya
baik, maka tindakan itu dinilai baik.
c. Teori Hak Asasi
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori
hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik
buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. perbuatan dan perilaku. Contoh : Hak seseorang untuk menganut agama yang mereka pilih.
merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. perbuatan dan perilaku. Contoh : Hak seseorang untuk menganut agama yang mereka pilih.
d. Teori Keutamaan
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut :
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah
laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Suka bekerja keras
d. Hidup yang baik
Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.
Fairness : kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan wajar dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi.
Contoh keutamaan :
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Suka bekerja keras
d. Hidup yang baik
Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.
Fairness : kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan wajar dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi.
e. Teori Relatif
Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan,
dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contohnya makan dengan tangan,
bersenggak sesudah makan. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti: jangan
berbohong;jangan mencuri merupakan prinsip etika yang tidak dapat
ditawar-tawar.
f. Teori Etika dan Agama
Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa
dibedakan manjadi dua: objektivisme dan subjektivisme. Yang pertama
berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat objektif, terletak
pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang disebut
faham rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini,
bukan karena kita senang melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat,
melainkan semata keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk
berbuat begitu. Tokoh utama pendukung aliran ini ialah Immanuel Kant, sedangkan
dalam Islam pada batas tertentu ialah aliran Muitazilah.
Sumber:
http://ddsulai.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-perbedaan-moral-etika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar